Five worthy reads: Autentikasi biometrik, keamanan tak terkalahkan atau ancaman bagi privasi?
Five worthy reads adalah segment rutin yang merangkum lima bacaan menarik yang kami temukan saat menelusuri berbagai topik yang sedang tren maupun yang relevan sepanjang waktu. Pada edisi kali ini, kita akan membahas apa itu biometrik dan perannya dalam lanskap digital saat ini.

Teknologi kini dapat diakses oleh semua orang dan berkembang dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Di balik peluang tak terbatas untuk berinovasi, ada juga berbagai risiko dan tantangan yang jika diabaikan dapat menyebabkan kerugian finansial, kerusakan reputasi secara permanen, dan hilangnya informasi sensitif.
Dari berbagai strategi yang tersedia untuk menghadapi ancaman siber yang terus berevolusi, blog ini akan berfokus pada biometrik dan bagaimana teknologi ini telah mengubah sekaligus memodernisasi proses digital. Sebelum membahas jenis biometrik, kelebihan, kekurangan, serta masa depannya, mari kita pahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan biometrik.
Apa itu autentikasi biometrik?
Biometrik adalah karakteristik fisik dan perilaku yang unik dari setiap individu, seperti sidik jari, pola iris, suara, maupun ciri wajah. Elemen inilah yang dimanfaatkan untuk memverifikasi identitas seseorang dan mencegah akses tidak sah ke sistem maupun data. Kini, penggunaan biometrik meluas karena menawarkan tingkat keamanan yang lebih tinggi sekaligus sangat praktis bagi pengguna.
Apa yang mendorong kemunculan autentikasi biometrik? Jawabannya cukup sederhana. Metode autentikasi tradisional seperti password dan PIN mudah dibobol oleh pelaku ancaman sehingga membuka peluang terjadinya serangan. Meskipun multi factor authentication menambah lapisan perlindungan, biometrik dianggap lebih aman karena sifatnya yang unik dan melekat pada individu. Hal ini membuat upaya pemalsuan biometrik jauh lebih sulit dan pada akhirnya meningkatkan keamanan.
Selain itu, verifikasi identitas menggunakan biometrik memberikan tiga manfaat utama: mengurangi penipuan, menghilangkan kebutuhan untuk mengingat password yang rumit, dan menciptakan pengalaman autentikasi yang lebih mudah. Tidak heran teknologi ini semakin diterima secara global karena menyederhanakan kehidupan sekaligus melindungi identitas, data pribadi, dan bahkan keuangan penggunanya.
Multimodal biometrik
Multimodal biometrik mencakup berbagai metode autentikasi biometrik yang digunakan individu maupun bisnis untuk verifikasi identitas. Empat metode yang paling umum adalah pemindaian sidik jari, pengenalan suara, pengenalan wajah, serta pemindaian iris atau retina. Dari semuanya, pemindaian sidik jari menjadi yang paling populer berkat kemudahan, kecepatan, akurasi, dan keandalannya.
Di era digital saat ini, pengenalan wajah juga semakin populer karena integrasinya pada smartphone dan berbagai aplikasi FinTech. Metode biometrik lainnya masih digunakan, tetapi cenderung membutuhkan perangkat khusus yang lebih mahal dan lebih kompleks.
Dua sisi biometrik: mengungkap kelebihan dan kekurangan
Dari sudut pandang keamanan, biometric authentication adalah mekanisme verifikasi identitas yang kuat dan unggul. Teknologi ini membantu menyederhanakan proses, meningkatkan pengalaman pengguna, mempercepat autentikasi, serta meminimalkan risiko penyamaran. Tingkat kenyamanannya juga tinggi karena pengguna cukup menatap kamera, berbicara ke mikrofon, atau menempelkan jari ke pemindai.
Namun di balik kelebihannya, biometrik juga memiliki sejumlah kekurangan yang perlu diperhatikan. Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, biometrik bersifat sangat personal dan melekat pada individu. Inilah yang menimbulkan kekhawatiran mengenai bagaimana data sensitif tersebut dikumpulkan, disimpan, diproses, serta apakah data tersebut dapat digunakan untuk tujuan lain tanpa persetujuan jelas dari pemiliknya. Selain itu, sistem biometrik tidak sepenuhnya bebas dari kegagalan. Bukan tidak mungkin sistem keliru mengenali pengguna palsu atau justru menolak pengguna yang sah. Bahkan, kebocoran data berskala kecil saja dapat berakibat serius bagi individu maupun bisnis.
Apakah autentikasi tradisional mulai ditinggalkan?
Dengan semua perkembangan ini, muncul pertanyaan: apakah autentikasi biometrik akan menggantikan metode autentikasi tradisional? Apakah metode lama dianggap tidak relevan? Jawabannya adalah tidak. Walaupun sidik jari dan pengenalan wajah semakin umum, metode lama seperti password, pola, token fisik, dan PIN tetap digunakan. Beberapa alasannya adalah:
Pengguna sudah terbiasa dan merasa nyaman dengan metode tersebut.
Pengguna enggan membagikan data pribadi yang sifatnya sangat individual karena masih memiliki kekhawatiran terkait privasi.
Produsen smartphone dan pengembang aplikasi FinTech memberikan fleksibilitas dalam pemilihan metode verifikasi sehingga pengguna bebas memilih metode yang paling mereka percaya.
Dengan kata lain, biometrik tidak menggantikan autentikasi tradisional, tetapi menjadi pilihan tambahan yang semakin diminati.
5 artikel menarik tentang biometrik
Berikut ini beberapa artikel menarik yang dapat memperkaya pemahaman Anda mengenai biometrik dari berbagai sudut pandang.
1. How Biometrics Works
Karena ciri biologis setiap orang memiliki keunikan nya tersendiri, memahami cara kerja biometrik bukan hanya berguna tetapi juga sangat penting. Saat ini, sistem biometrik telah berkembang jauh, tidak hanya sidik jari, iris, atau suara. Tahukah Anda bahwa pola tulisan tangan atau pembuluh darah juga dapat digunakan untuk verifikasi? Artikel ini menyajikan penjelasan teknis yang kompleks dengan cara yang sederhana dan mudah dipahami.
2. How Does Biometric Authentication Enhance Security Compared To Traditional Password Methods?
Biometrik dianggap lebih unggul dibanding metode autentikasi tradisional berkat akurasi dan kenyamanannya. Password dan PIN mudah dicuri atau ditebak, sedangkan data biometrik disimpan dalam format terenkripsi sehingga sulit untuk dipecahkan oleh penyerang. Meskipun masih ada kekhawatiran terkait privasi, tingkat adopsi biometrik terus meningkat karena dianggap sebagai strategi pertahanan siber yang efektif dalam menghadapi berbagai potensi penipuan.
3. Biometric Payment: Security and Convenience in the Digital Age
Biometrik digunakan di berbagai sektor seperti ritel, pemerintahan, kesehatan, hingga penerbangan. Namun, sektor yang paling banyak memanfaatkan teknologi ini adalah perbankan karena melibatkan transaksi finansial berskala besar. Jika Anda ingin memahami lebih dalam bagaimana institusi keuangan dan aplikasi pembayaran mengintegrasikan biometrik untuk menjaga keamanan di level tertinggi serta tantangan yang mereka hadapi, artikel ini layak dibaca.
4. Biometric laws around the World
Karena biometrik tergolong data sensitif, organisasi perlu berhati-hati dalam mengumpulkan, menyimpan, dan memprosesnya. Berbagai regulasi internasional seperti General Data Protection Regulation, Protection of Personal Information Act, dan Biometric Information Protection Act memberikan panduan mengenai tata kelola biometrik. Ketidakpatuhan terhadap aturan tersebut tidak hanya merusak reputasi organisasi tetapi juga dapat memicu denda besar yang berpotensi mengancam operasional bisnis.
5. Exploring the Future of Biometric Authentication
Saat ini, penggunaan biometrik memang masih bersifat opsional, tetapi tidak tertutup kemungkinan akan menjadi kewajiban di masa mendatang. Dengan meningkatnya kasus pencurian identitas, biometrik dapat menjadi mekanisme autentikasi utama. Bahkan, penelitian terkait autentikasi berdasarkan aroma tubuh sedang dikembangkan. Sistem biometrik berbasis "liveliness" juga mulai diperhatikan karena dapat memverifikasi pengguna dengan meminta mereka melakukan tindakan tertentu seperti berkedip atau menoleh, bukan sekadar menatap kamera.
Di masa depan, biometrik perilaku juga diperkirakan akan banyak digunakan karena dapat memverifikasi identitas melalui pola mengetik, tekanan jari, pergerakan mata, bahkan detak jantung. Seiring perkembangan AI, sistem biometrik juga dapat memanfaatkan model AI untuk mendeteksi upaya pemalsuan sehingga memperkuat keamanan.
Catatan penutup
Tanpa diragukan, biometrik telah menjadi standar baru dalam keamanan data dan menjadi alternatif menarik dibanding metode autentikasi tradisional. Namun, walaupun teknologi ini terus berkembang dan semakin akurat, tetap ada tantangan yang perlu diatasi. Berbeda dengan password atau PIN, data biometrik tidak dapat diubah sehingga jika bocor, konsekuensinya sangat serius. Selain itu, faktor biologis seperti penuaan atau cedera fisik menimbulkan pertanyaan apakah sistem mampu beradaptasi terhadap perubahan ini.
Seiring meningkatnya adopsi, risiko yang menyertainya juga meningkat sehingga perlu ditangani secara hati-hati agar tidak terjadi akses tidak sah. Dengan biometrik yang semakin populer, penting bagi organisasi maupun individu untuk memahami bagaimana data tersebut disimpan dan digunakan.
Mematuhi regulasi privasi dan menerapkan praktik enkripsi yang tepat adalah kunci bagi perusahaan untuk mendapatkan kepercayaan pengguna dan menghindari denda yang merugikan. Bagi individu, memahami perkembangan biometrik menjadi langkah penting untuk melindungi diri dari pencurian identitas.
Tulisan ini merupakan terjemahan dari blog berjudul Five worthy reads: Biometric authentication—unrivaled security or a threat to privacy? oleh Jayashree S.